Posts Tagged ‘anak’

Anemia Pada Anak

Anemia merupakan penurunan hemoglobin, jumlah eritrosit dan kapasitas pengangkutan oksigen.

Nah,, sebelum  anemia dibahas lebih lanjut, kita bahas erithropoiesis dulu ya…^^

Sintesis eritrosit memerlukan pasokan terus menerus asam amino, lipid, besi, vitamin dan nutrient renik ( trace nutrient ). Kecepatan produksi eritrosit terutama oleh hormone eritrhopoietin (EPO). EPO merupakan glikoprotein 30-39 KD yang mengikat reseptor spesifik pada permukaan precursor eritrosit dan memacu diferensiasi eritrosit dan maturasi klona menjadi eritrosit dewasa.  Bila sel-sel sum-sum tulang  ditaruh pada system biakan media setengah padat selama 5-7 hari, precursor peka-EPO, yang disebut unit pembentuk koloni eritrosit (CFU-E) secara klona matang menjadi kluster yang mengandung 30-100 normoblas. Progenitor spesifik eritrosit yang kurang baik berdifeerensiasi disbanding CFU-E, yaitu sel-sel yang lebih primitive disebut unit pembentuk letpan eritrosit (burst forming unit-erytroid (BFU-E)). Duabelas sampai 14 hari setelah sel sumsum tulang ditaruh di system biakan setengah padat, masing-masing mengandung 200-10000 normoblas, bahkan lebih. Diferensiasi selular sebagai eritrosit memperoleh kematangan termasuk kondensasi dan pembuangan inti dan produksi Hb. Sembilan puluh persen dari berat kering eritrosit matang adalah Hb ( hb: 300 juta /sel).

Kalo Hemoglobin sendiri merupakan kompleks protein yang terdiri atas gugus heme yang mengandung besi dan bagian protein, yaitu globin. Interaksi dinamik antara dan globin menyebabkan Hb mempunyai sifat unik dalam hal transport oksigen yang reversible. Molekul Hb merupakan tetramer yang terdiri dari dua pasang rantai polipeptida, dan tiap rantai tersebut  mempunyai gugus heme yang terikat. Kadar Hb normal menurut umur:

Lahir : 12- 20 g/dl, eritrosit makrositik, kaya HbF

Usia 2 – 3 bulan : 9 g/dl, naik perlahan sampai usia 14 tahun (laki-laki 13-17 g/dl, wanita 12-18 g/dl)

Balik lagi ke anemia ya..

Anemia sendiri bukan merupakan diagnosis penyakit, tetapi tanda dari suatu penyakit. Pada anak, anemia dapat diklasifikasikan berdasarkan umur anak (menurut WHO), yaitu;

  • usia 6bln-6thn; yaitu jika kadar hemoglobin ≤11gr%
  • usia >6thn; yaitu jika kadar hemoglobin ≤12gr%

Etiologi anemia dapat dibagi menjadi:

•      Karena hypoproliferative; yaitu karena kerusakan sumsum tulang, defisiensi besi, maupun penurunan stimulasi (penyakit ginjal, inflamasi dan penyakit metabolic).

•      Karena kelainan maturasi; bisa karena sitoplasmik (thalasemia, defisiensi besi) atau nuclear ( defisiensi folat dan vitamin B12)

•      Karena perdarahan/hemolisis; kehilangan darah, hemolisis intravaskuler, penyakit autoimn, hemoglobinopathy maupun pada metabolic atau membrane.

•      Dalam mendiagnosis anemia, perlu dilihat apakah anemia tersebut merupakan anemia akut atau kronis, dan apakah anemia tersebut bersifat herediter atau didapat. Faktor resiko yang dapat memperberat anemia yaitu: umur saat onset, paparan bahan toksik, pekerjaan, riwayat diet, riwayat keluarga, maupun penyakit yang mendasarinya.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah melihat apakah anak terlihat pucat, tanda hipoksia/organ tubuh, tanda hemolisis (berupa ikterus pada kulit, sclera, urin), tanda perdarahan, dan apakat terdapat hambatan tumbuh kembang.

Pada anemia kronik anak iritabel, pucat (biasanya tidak tampak sampai kadar hemoglobin <7gr%), terdapat murmur sistolik pertumbuhan yang terlambat, dan peruahan bentuk kuku.

Pada anemia akut tanda anemia lebih nyata, kadang disertai dengan kekuningan, takipnea, takkardi, splenomegali, hematuria dan gagal jantung.

Pada Pemeriksaan Laboratorium didapatkan kadar Hb ¯, hematokrit ¯ , indeks eritrosit , terdapat tanda hemolisis ( bilirubin­, retikulosit ­) dan pada preparat apus darah tepi didapatkan perubahan pada ukuran dan warna eritrosit.

Prognosis anemia dipengaruhi oleh

•           Kausa

•           Adekuat/tidaknya  penanganan

•           Respon terhadap penanganan